Selasa, 13 November 2012

AYAM BURAS PETELUR SISTEM KANDANG BATTERY


MENINGKATKAN KUALITAS TELUR  AYAM BURAS 
DENGAN SISTEM KANDANG BATTERY


       Pemeliharaan ayam buras ( ayam kampung ) secara intensif bukanlah hal baru, karena sejak tahun 1985 telah pernah menjadi program pemerintah dengan adanya surat keputusan no.17/SK/Mentan/Bimas/1/1985 tentang Intensifikasi ayam buras ( INTAB ). Namun akhir - akhir ini masyarakat kurang termotivasi dengan adanya kecenderungan mengkonsumsi telur ayam ras.
       Pemeliharaan ayam buras ditingkat keluarga tani cenderung apa adanya atau kurang mempertimbangkan aspek nilai ekonomis dan efisiensi sabagai salah satu tolak ukur usaha berorientasi bisnis, dengan kata lain akhir - akhir ini pemeliharaan hanya sekedarnya saja, padahal jika pemeliharaan diupayakan mengarah ke usaha agribisnis akan dapat membantu mensuplai rupiah sebagai pendapatan keluarga.

Pemeliharaan ayam buras secara tradisional

       Potensi pasar telur ayam buras dan ayam buras potong ( konsumsi daging ) untuk kawasan Kabupaten Bireuen khususnya dan provinsi Aceh pada umumnya sangat menjanjikan, karena peluang pasar selama ini dipenuhi oleh produk telur ayam buras berasal dari luar propinsi Aceh.
       Kendala yang dihadapi oleh peternak tradisional selama ini adalah ketidakmampuan menghasilkan telur berkualitas baik akibat faktor pemeliharaan yang kurang baik, menyebabkan telur - telur yang dijual telah mengalami proses mengeram induk dan hal itu berdampak pada warung kopi yang tidak mau menerima telur- telur tersebut karena kekhawatiran terhadap kualitas.
       Untuk itu perlu adanya upaya untuk memperbaiki  manajemen  pemeliharaan  ayam buras, salah satunya adalah dengan menerapkan pemeliharan sistem kandang battery pada pemeliharaan   dengan bertujuan untuk menghasilkan telur ayam yang berkualitas agar dapat merebut peluang pasar.  namun    sebagaimana     suatu metode mempunyai kelebihan dan kelemahan yang harus diketahui agar dapat diantisipasi, adapun kelebihan dan kelemahan sistem kandang battery adalah :
Keuntungan / Kelebihan Kandang Ayam Sistem Battery adalah :
1. Tidak membutuhkan litter sebagai alas kandang.                                                                             
2. Menghindari terjadinya kanibalisme ( saling mematuk ). 
3. Telur yang dihasilkan tetap bersih. 
4. kontrol kebersihan ( sanitasi) lebih mudah dilakukan.
5. Pengendalian penyakit lebih mudah dilakukan. 
6. Mudah melakukan seleksi ayam produktif. 
7. Pemberian pakan lebih efisien.                                                                   
Kelemahan / Kekurangan sistem kandang battery : 
1). Biaya pembuatan kandang lebih besar.
2). Ada kemunkinan telur retak jika penahan atau teknis kemiringan lantai kurang memenuhi syarat.

Konstruksi kandang sistem battery ayam buras, dapat ditiru konntruksi kandang sistem battery ayam ras seperti dibawah ini :
1. Kandang ayam dara siap bertelur, dibuat berupa kotak - kotak individu.
2. kandang berbentuk panggung dan bertingkat sesuai keinginan peternak.
3. Bahan kandang dapat menggunakan stinless, kawat, atau dapat juga berbahan bambu.
4. Luas kandang bervariasi, 20 x 35 x 40, 25 x 30 x 40, 25 x 35 40.
5. Lantai kandang berfungsi tempat ayam berpijak dan berbentuk sedemikian rupa sehingga telur mudah menggelinding dan tidak jatuh.
6. Dinding kandang berbentuk jeruji.
7. Tersedia tempat pakan dan tempat minum, dan mudah dibersihkan.
8. Atap kandang terbuat dari bahan yang bisa menetralisir suhu lingkungan.
9. Keseluruhan bahan kandang terbuat dari bahan yang kuat, tahan lama dan murah.
10. Tempat penampungan kotoran aman dari rembesan air, dan mudah dikumpulkan.

        
Contoh Kandang Ayam Sistem Battery.

Memilih Induk Ayam Buras / Ayam Kampung petelur ( ciri - ciri ) :
1. Mata bersinar,cerah.
2. Kedua sayap simetris dan lebar.
3. Gelambir, pial dan jengger berwarna merah segar.
4. Kuku dan paruh pendek.
5. Bentuk kepala ( dilihat dari muka tampak pipih ).
6. Jarak antara kedua tulang duduk selebar 2 jari orang dewasa, sedangkan jarak antara tulang dada dengan tulang duduk sebesar 3 - 4 jari orang dewasa.
7. Gerakan lincah.
8. berumur 6-7 bulan dan secara klinis terlihat sehat.
       Untuk meningkatkan kemampuan ayam kampung secara genetik dapat dikawin silangkan dengan pejantan Harco ( Pejantan ayam ras petelur ), hasil persilangan ini akan menghasilkan ayam kampung dengan produksi telur lebih tinggi dan lebih tahan terhadap penyakit, mudah beradaptasi dengan lingkungan.
Pakan Ayam Buras Sistem Kandang Battery :
1. Pakan Ayam buras petelur membutuhkan protein antara 15 - 16 %
2. Jika menggunakan pakan komersial ayam ras petelur, maka sebaiknya dicampur dengan dedak halus, jagung giling, konsentrat dengan perbandingan 3 : 2 : 1.
3. Untuk Menghemat biaya pakan tanpa mengurangi kualitas pakan dapat digunakan potensi yang tersedia dilokasi seperti : keong emas, dedak halus, bungkil kelapa, tepung ikan teri,jagung, tepung gamal,kapur.

Contoh Formula Pakan Ayam Buras :
1. Dedak Halus 30%, jagung giling 30%, Tepung ikan 5%,Tepung keong emas 5%, bungkil kedelai 20%, Tepung gamal 3%, kapur 1%,Bungkil kelapa 7%. Daun gamal dikeringkan,dihancurkan,digiling dan dicampur dengan bahan ransum lainnya.
2. Jagung 40%,Bungkil kedelai 20%,Tepung ikan 5%,Tepung keong emas 5%, Ampas sagu 5 %, bungkil kelapa 5 %, kapur 1 %.Dedak halus 9 %.

Rabu, 07 November 2012

PENGENDALIAN PENYAKIT KERITING DAUN PADA TANAMAN CABAI


PENGENDALIAN PENYAKIT KERITING DAUN 
PADA TANAMAN CABAI


     Penyakit keriting daun pada tanaman cabai telah menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi petani, karena tanaman cabai yang terserang virus akan merusak klorofil daun dan berakibat pada terganggunya pertumbuhan dan menurunnya produksi bahkan tanaman akan mati secara perlahan.

Petani cabai mengamati kutu thrips sebagai vektor virus gemini.

     Penyakit keriting daun pada tanaman cabai diawali oleh hama thrips , yaitu kutu / serangga berwarna putih, panjang tubuh lebih kurang 1 mm, serangga ini tergolong kecil namun dapat dilihat dengan mata telanjang, hama ini pemangsa segala jenis tanaman. kutu menyerang tanaman muda secara bergerombol, daun yang terserang akan mengerut dan melingkar, cairan manis yang dikeluarkan kutut membuat semut dan embun jelaga berdatangan. embun jelaga warna hitam sering menandakan serangan kutu thrips sedeng berlansung. Pengendalian kutu thrips dapat dilakukan dengan furadan 3G dengan dosis 60 - 90 kg / ha atau sekitar 2 sendok makan / 10 m bujur sangkar area.
1. Gejala serangan hama Thrips / kutu putih. adalah : Adanya strip - strips pada daun dan berwarna keperakan seperti noda akibat dimakan kutu thrips, kemudian warna tersebut berubah menjadi coklat muda, adannya kutu thrips pada bagian bawah daun dan mudah terlihat disaat pagi hari atau sebelum terik hari, kutu thrips pada saat terik hari akan sembunyi disela - sela daun sehingga kurang terlihat.
     Hama kutu thrips merupakan sebagai carrier atau pembawa virus yang menyebabkan penyakit keriting daun pada tanaman cabai, apabila tanaman telah terserang virus yang dibawa oleh kutu thrips maka penanggulangan akan sulit karena tidak ada obat kimia yang dapat mengatasi, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mencabut batang dan dimusnahkan dengan cara dibakar.
2. Gejala serangan virus adalah : a). Bercak kuning diatas permukaan daun, perlahan meluas hingga seluruh permukaan daun menguning. b). Bentuk daun menjadi lebih kecil dari ukuran normal. c). Daun melengkung dan kaku. d). Daun terlihat keriting. e). Setelah kuning daun sebagian besar rontok. f). Dibawah permukaan daun terdapat hama / kutu berwarna putih.





Daun tanaman cabai menguning,keriting dan kerdil akibat penyakit keriting daun.

3. Pengendalian secara kultur teknis, dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman atau tidak menanam   cabai secara bertahap sepanjang musim.
4. Pengendalian secara kimia.  a). Penyemprotan insektisida winder 25 WP dosis 0,25 - 0,5 gram / liter, atau insektisida cair winder 100EC, dosis 0,5 - 1 ml / liter.  b). Pada tanaman muda Pemberian Furadan 3G untuk mengatasi kutu putih thrips pada daun. c). Pada tanaman yang sudah cukup besar, Penyemprotan Nogos 50 EC, Azodrin 15 WSC, Nuracron 20   WSC, dengan dosis 2 - 3 ml / liter.
5. Pengendalian hama secara natural atau organik
Bahan : 1 kg daun brotowali ( daun-daun yang pahit ), 10 sendok makan kapur, 1 kg kunyit, Cara Buat :     ketiga bahan tadi ditumbuk dan diambil airnya lalu dicampur dengan air 30 - 50 liter. kemudian disemprot kedauan secara merata dengan stelan berkabut.
6. Cara Pencegahan keriting daun pada tanaman cabai . a). Awal tanam : Furadan 3G, dosis 60 - 90 kg / Ha atau 2 sendok makan / 10 meter bujur sangkar. b). Tanaman sudah tumbuh : Curacorn 500 EC, Nudrin 215 WSC atauTukotion 500 EC, dosis 2-3 ml/liter. c). Tanaman sudah cukup besar : Nugos 50 EC, Azodrin 15 WSC, Nuracron 20 WSC. dosis 2-3 ml / liter.
selain penyakit keriting daun, penyakit lain dapat digunakan fungisida : Dihtane M45, Antracol, Cupravit,   dosis : 2 - 3 ml / liter.

Selasa, 30 Oktober 2012

BUDIDAYA AYAM PETELUR ( RAS )


BUDIDAYA AYAM RAS PETELUR ( LAYER )
SKALA USAHA KELUARGA / RUMAH TANGGA


     Sebelum memulai usaha budidaya ayam ras petelur, terlebih dahulu harus dihitung kebutuhan pasar . kebutuhan riil pasar yang telah dihitung akan menentukan populasi ayam yang akan dipelihara. misalnya perkiraan kebutuhan pasar rata - rata 75 kg telur perhari atau 27,375 ton pertahun, bobot telur ini harus dikonversikan menjadi butir ( 16 butir per kg ).hingga kebutuhan pasar pertahun mencapai 27.375 kg x 16 = 438.000 butir. dengan kemampuan ayam bertelur rata - rata 270 butir pertahun, maka untuk memenuhi kebutuhan pasar 75 kg perhari maka harus dipelihara 438.000 : 270 = 1622,222 atau dibulatkan menjadi 1700 ekor ayam petelur. pembulatan keatas untuk mengantisipasi mortalitas ( tingkat kematian ayam ). jika harga jual telur ditingkat konsumen Rp.14.400,- per kg maka harga perbutirnya menjadi Rp. 900. harga pokok telur berikut keuntungan peternak 70 % dari harga di tingkat konsumen atau Rp. 630,- per butir, dari nilai tersebut 70 % atau Rp. 441,- merupakan biaya pakan, sisanya yang Rp.189 merupakan penyusutan induk ( Rp.75) penyusutan kandang ( Rp.30 ) biaya tenaga kerja Rp.40,-, operasional Rp.20,- ,dan keuntungan peternak Rp.24,-.
       Harga pokok Rp.630,- per butir setelah dikurangi Rp.24 menjadi Rp.606,- merupakan biaya yang harus disediakan oleh peternak hingga untuk memproduksi 438.000 butir telur pertahun, diperlukan biaya 438.000 x Rp.606 = Rp. 265.428.000.-. namun kebutuhan modal yang riil tidak akan sebesar itu karena sejak awal bulan ke V ayam sudah mulai bertelur dan hasilnya bisa dijual, sehingga biaya yang perlu dikeluarkan hanyalah biaya investasi kandang, induk ayam, pakan ayam sebelum berproduksi, tenaga kerja dan biaya operasional  dengan nilai Rp.135 X 438.000 = 59.130.000. atau dibulatkan menjadi 60.000.000. sampai dengan Rp 65.000.000. pembulatan keatas diperlukan untuk menjaga likuiditas usaha, sebab ketika telur dibawa kepasar atau konsumen tidak akan lansung menghasilkan uang cash/kontan, bisa saja pembayaran berupa cek atau giro mundur. kebiasaan pasar swalayan misalnya pembayaran baru bisa dicairkan paling cepat dalam jangka waktu 21 hari sejak mamasukkan barang.

Kandang ayam skala usaha rumah tangga

       Dengan modal antara Rp.60.000.000 sampai dengan Rp.65.000.000,- mulai bulan ke V / VI akan diperoleh omset harian Rp.630 ( harga ditingkat peternak ) x 1200 ( butir telur = 75 Kg ) = Rp. 756.000,- dari omset tersebut, margin yang diperoleh peternak adalah Rp.24 x 1200 = Rp.28.800 per hari atau Rp.864.000 per bulan. Dengan populasi ayam hanya 1.700 ekor , maka pemeliharaan bisa dilakukan oleh tenaga kerja keluarga sendiri sebagai sambilan, sehingga dari upah tenaga kerja Rp.40 per butir menjadi pendapatan keluarga dan memperoleh pendapatan Rp.40 x 1.200 = Rp.48.000,- per hari atau Rp.1.440.000 per bulan. Total keuntungan peternak atau penghasilan keluarga akan mencapai Rp.864.000 + Rp.1.440.000,- = Rp.2.304.000,- per  bulan.
       Dengan perhitungan tersebut, maka minimal kebutuhan pasar yang bisa memberikan peluang usaha budidaya ayam petelur adalah 75 Kg per hari atau 1200 butir per hari. kurang dari angka tersebut menjadi tidak efisien, lebih dari jumlah tersebut , maka diperlukan tambahan tenaga kerja untuk pengelolaan.
       Perhitungan diatas menggunakan patokan harga telur Rp.14.400 per kg atau 900 per butir ditingkat konsumen, apabila harga telur mencapai Rp. 20.000 sampai dengan 30.000 per kg atau Rp.1.250 - Rp.1500,-, maka persentase keuntungan peternak akan tetap sama, sebab perbedaan nilai nominal harga telur juga berdampak sama terhadap biaya produksi dan pengeluaran harian dikawasan tersebut yang juga cukup tinggi.
Usaha ayam petelur skala usaha rumah tangga .

       Tingkat pendapatan peternak masih bisa ditingkatkan lagi, apabila komponen komponen biaya pakan bisa ditekan lebih rendah, nilai pakan yang dihitung Rp.441 dari tiap butir telur merupakan nilai pakan ayam termasuk pada saat tidak bertelur. caranya dengan membeli tepung ikan, tepung keong emas, tepung tulang, jagung pipil dan digiling, bungkil kelapa, bungkil kedelai, dedak halus, kemudian dicampur dengan pertimbangan kebutuhan protein kasar 22 - 23 %, dengan cara itu peternak mampu memperoleh tambahan margin.
       Rata - rata keluarga indonesia denga 5 jiwa akan mengkonsumsi telur 16 butir ( 1 kg ) selama 5 hari atau per hari hanya 0,2 kg. sehingga kawasan dengan kebutuhan 75 kg perhari haruslah berpenduduk 375 KK, jika satu kota kecamatan berpenduduk 1200 KK maka dikawasan tersebut berpeluang untuk membuka usaha peternakan ayam petelur sebanyak 3 keluarga. semakin besar populasi dikawasan tersebut maka semakin luas peluang untuk pengembangan usaha.
       Selain menghasilkan telur, usaha ayam petelur juga masih menghasilkan ayam afkir, rata - rata harus diafkir pada usia minggu ke 55 sd 65 sejak mulai berproduksi hingga masa produksi sekitar 1 tahun 20 hari sampai dengan 1 tahun 3 bulan. Ayam afkir bisa dijual kepedagang ayam pedaging atau pedagang sate ayam. harga ayam afkir berkisar antara Rp.30.000 sampai dengan Rp.35.000 per ekor hidup. tinggi rendahnya harga ayam afkir dipengaruhi oleh pasokan ayam pedaging, jika pasokan kurang sedangkan kebutuhan tetap maka harga ayam afkir akan meningkat. sebaliknya jika pasokan ayam pedaging melimpah sedangkan kebutuhan tetap, maka harga  ayam afkir akan turun.
       Selain menghasilkan telur, ayam afkir juga menghasilkan kotoran sebagai limbah yang dapat digunakan sebagai pupuk organik. kotoran ayam petelur digunakan setelah mengalami masa pelapukan atau dapat dibuat pupuk kompos yang akan digunakan untuk memupuk tanaman pekarangan atau hortikultura.

Tanaman hortikultura gunakan pupuk asal limbah ayam petelur
Tanaman terong ungu dipupuk dengan kompos kotoran ayam (feaces).
 sayur - sayuran.

Rabu, 24 Oktober 2012

MEMILIH BAKALAN SAPI UNTUK DIGEMUKKAN

MEMILIH BAKALAN SAPI UNTUK DIGEMUKKAN

     Usaha penggemukan sapi mendatangkan keuntungan ganda berupa keuntungan dari pertambahan berat badan dan kotoran sapi berupa pupuk kandang. jumlah keuntungan yang diperoleh dari penjualan sapi yang digemukkan tergantung bobot badan yang dicapai dalam penggemukan.
     Penggemukan sapi dapat dilakukan secdara perorangan maupun secara perusahaan dalam skala usaha besar dan juga secara berkelompok dalam kandang koloni.
     Sapi bakalan yang digunakan adalah sapi jantan dari bibit sapi potong dan sapi jantan keturunan sapi perah. dan yang umum digunakan sebagai bakalan adalah sapi jantan dari jenis sapi lokal, jenis sapi murni impor, dan jenis sapi hasil persilangan.

A.  Jenis sapi bakalan Lokal
1. Sapi Bali.  keturunan sapi liar/banteng yang telah mengalami proses domestikasi. sapi bali dewasa dapat mencapai tinggi badan 130 cm dengan bobot badan jantan dewasa 350 - 400 kg, sedangkan betina dewasa 250 - 300 kg, namun dengan pakan yang lebih baik sapi jantan pada umur 6 - 8 tahun dapat  mencapai bobot badan 450 kg. Ciri - ciri : sapi betina dan anak jantan muda berwarna merah coklat atau kuning coklat, kaki bawah dan perut sebelah bawah berwarna puith, pantat putih setengah lingkaran, bulu putih sekitar bibir bawah serta ujung ekor. pada sapi jantan umur 1 - 1,5 tahun warna coklat akan berubah menjadi hitam dan bila dikastrasi berubah kembali seperti semula setelah kira-kira 3 bulan. warna garis hitam di punggung.
2. Sapi Madura.  Hasil persilangan sapi bali dengan sapi india ( bos indicus ), Ciri - ciri : badan kompak dan kecil, jantan dan betina warna merah bata, bulu pantat dan kaki bawah warna putih, perbedaan dengan sapi bali adalah pada sapi madura bulu putih tidak jelas batasnya dan garis hitam pada punggung tidak selalu ada.postur tubuh sapi madura relatif lebih kecil. Bobot badan jantan dewasa 250 - 300 kg dan betina dewasa 150 - 200 kg. PBB harian 0,45 kg/hr.persentase karkas 48,6 - 51,2 %.
3. Sapi Aceh. merupakan turunan grading Up sapi Ongole dengan sapi setempat Ciri - ciri : umumnya warna bulu coklat merah dan warna menjangan, berponok dan bertanduk, bobot badan sapi jantan berumur 3 - 4 tahun antara 300 - 400 kg, sapi betina BB 200 - 300 kg. pada penggemukan kereman sapi jantan dapat mencapai BB 450 kg. namun saat ini sedang dilakukan pemurnian sapi aceh yang nantinnya diharapkan muncul ciri spesifik sapi aceh yaitu warna merah bata.
4. Sapi Ongole ( sumba Ongole ), asal impor tetapi telah lama di pulau sumba sehingga dikenal sebagai sumba onggole. Ciri - ciri : postur tubuh lebih besar dibandingkan sapi lokal lainnya, warna bulu bervariasi dari putih sampai putih kelabu dengan campuran kuning oranye-kekelabuan, leher dan ponok sampai kepala sapi jantan berwarna putih keabuan, sedangkan lututnya hitam, anak yang lahir sering berwarna coklat dan setelah berumur setahun menjadi putih kelabu, ukuran kepalanya panjang, telinga sedang dan agak tergantung, tanduk pendek dan pada sapi betina tanduk lebih panjang, ponok bulat dan besar, gelambir lebar dan tergantung mulai dari leher melalui perut hingga ambing atau scrotum.
5. Sapi Peranakan Ongole. program ongolisasi telah mengup-grade sapi - sapi setempat sehingga postur tubuh diantara sapi onggole dan sapi setempat.  ciri - ciri : warna bulu sangat  bervariasi, umumnya berwarna putih keabuan, ponok dan gelambir terlihat kecil ataupun tidak  terlihat sama sekali.
6. Jantan Sapi perah. yaitu sapi jantan yang tidak digunakan sebagai pemacek ( pejantan kawin ). pertam,bahan BB pedet yang masih menyusui 0.625 kg/hr, pada umur 1 tahun pertambahan BB bisa lebih 1,0 kg/hr. sapi jantan dewasa bobot badan dapat mencapai 800 - 1000 kg.
B.  Jenis Sapi Bakalan Impor.
1. Sapi Brahman. asal India golongan zebu. ciri - ciri : ponok jantan besar sedangkan pada betina kecil, ukuran tubuh besar,panjang dengan kedalaman tubuh yang sedang, warna gelap keabuan, ada yang kemerahan, atau hitam, warna pada jantan lebih gelap dibandingkan betina, gelambir lebar dan tumbuh dibawah perut, mampu berkembang baik dengan kualitas pakan rendah dan tahan terhadap panas dan gigitan caplak, BB jantan dewasa 800 kg dan betina 550 kg.. Pertambahan BB 0,83 - 1,5 kg / hr.
2. Sapi Hereford. asal Inggris. Ciri - ciri : badan warna merah dan  warna putih pada muka, dada, sisi badan, perut bawah, keempat kaki dari batas lutut, bahu dan ekor. postur tubuh rendah tetapi tegap, urat daging padat,bobot badan jantan dewasa 850 kg dan betina 650 kg.kualitas daging baik, adaptasi lingkungan baik. sesuai penggemukan sistem pasture atau padang pengembalaan karena cara merumputnya baik.
3. Sapi Aberden Angus. asal scotlandia .ciri - ciri : Warna tubuh hitam seluruhnya terkadang ada warna putih pada bagian bawah dibelakang pusat. bentuk tubuh rata, lebar, kompak dan mempunyai urat daging yang baik.
C.  Jenis Sapi Bakalan Hasil Persilangan
1. Sapi Brangus. persilangna antara sapi Brahman dengan Aberden angus. Ciri - ciri : bulu halus dan umumnya warna hitam atau merah, tidak bertanduk, tidak bergelambir, bertelinga dan berponok kecil, tinggi adaptasi terhadap iklim dan kualitas pakan rendah.
Sapi Aberden Angus
2.  Sapi Santa Gertudis. persilangna antara pejantan Brahman dan induk shorthorn. Ciri - ciri : bergelambir dan jantan berponok kecil. bulu berwarna coklat kemerahan, pendek dan halus, postur tubuh besar dengan punggung dan kepala besar, lipatan kulit dibawah leher, bobot badan jantan dewasa 900 kg dan betina dewasa 725 kg.



    

Minggu, 26 Agustus 2012

PERCOBAAN MEMBUAT KARYA TULIS

PERCOBAAN MEMBUAT KARYA TULIS

     Berawal dari keinginan untuk membuat website di media elektronik, aku coba mempelajari secara gratis dengan memanfaatkan media yang ada, namun kendala yang ditemui memang seperti sudah kuduga, namun hal itu bukanlah sesuatu yang mengakibatkan keinginan tersebut tidak terwujud. Kendala yang ada justru memicu motivasi untuk berusaha mendapatkan informasi dengan berbagai cara sampai kepada suatu kenyataan bahwa ilmu itu tak berbatas, meski ada sebagian manusia membatasi dirinya dengan ilmu sehingga sulit untuk berbagi. padahal ilmu itu hanya setetes jika dibandingkan luasnya lautan.
     yahh..... itulah manusia terkadang merasa sempurna, dan disaat itu juga merasa kekurangan hingga takut berbagi dengan apa yang ia ketahui. meskipun pada hakikatnya ilmu yang dibagi kepada manusia yang lain tidak akan menyebabkan ilmunya kekurangan, bahkan dengan berbagi akan lebih meningkatkan kemampuan pengetahuan dan mendapatkan bonus dalam bentuk amal ibadah untuk tabungan  akhirat.
    Seorang penyuluh dituntut untuk selalu meningkatkan pengetahuannya terhadap keilmuan yang menjadi spesialisnya sebagai tenaga profesi, dan bertanggungjawab dengan profesionalitasnya dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai penyuluh pertania.
     Selayaknya juga penyuluh untuk selalu berbagi pengetahuan yang dimiliki, karena memang tugas penyuluh erat kaitannya dengan menggali dan berbagi ilmu pengetahuan dan teknnologi dengan mitra kerjanya yaitu pelaku utama dan pelaku usaha, dan siapa saja yang membutuhkannya, selama diyakini kebenaran dan faliditas keilmuan yang disebarkan.
      Demikianlah sementara ini paparan yang dapat saya sampaikan, sebagai bentuk percobaan penulisan karya tulis dan informasi selanjutnya akan selalu saya buat dan berbagi kepada publik. Terima kasih atas kunjungannya, ooo....ya.... silakan berikan komentarnya sebagai bentuk kepedulian anda untuk kesempurnaan yang akan datang.