BUDIDAYA AYAM RAS PETELUR ( LAYER )
SKALA USAHA KELUARGA / RUMAH TANGGA
SKALA USAHA KELUARGA / RUMAH TANGGA
Sebelum memulai usaha budidaya ayam ras petelur, terlebih dahulu harus dihitung kebutuhan pasar . kebutuhan riil pasar yang telah dihitung akan menentukan populasi ayam yang akan dipelihara. misalnya perkiraan kebutuhan pasar rata - rata 75 kg telur perhari atau 27,375 ton pertahun, bobot telur ini harus dikonversikan menjadi butir ( 16 butir per kg ).hingga kebutuhan pasar pertahun mencapai 27.375 kg x 16 = 438.000 butir. dengan kemampuan ayam bertelur rata - rata 270 butir pertahun, maka untuk memenuhi kebutuhan pasar 75 kg perhari maka harus dipelihara 438.000 : 270 = 1622,222 atau dibulatkan menjadi 1700 ekor ayam petelur. pembulatan keatas untuk mengantisipasi mortalitas ( tingkat kematian ayam ). jika harga jual telur ditingkat konsumen Rp.14.400,- per kg maka harga perbutirnya menjadi Rp. 900. harga pokok telur berikut keuntungan peternak 70 % dari harga di tingkat konsumen atau Rp. 630,- per butir, dari nilai tersebut 70 % atau Rp. 441,- merupakan biaya pakan, sisanya yang Rp.189 merupakan penyusutan induk ( Rp.75) penyusutan kandang ( Rp.30 ) biaya tenaga kerja Rp.40,-, operasional Rp.20,- ,dan keuntungan peternak Rp.24,-.
Harga pokok Rp.630,- per butir setelah dikurangi Rp.24 menjadi Rp.606,- merupakan biaya yang harus disediakan oleh peternak hingga untuk memproduksi 438.000 butir telur pertahun, diperlukan biaya 438.000 x Rp.606 = Rp. 265.428.000.-. namun kebutuhan modal yang riil tidak akan sebesar itu karena sejak awal bulan ke V ayam sudah mulai bertelur dan hasilnya bisa dijual, sehingga biaya yang perlu dikeluarkan hanyalah biaya investasi kandang, induk ayam, pakan ayam sebelum berproduksi, tenaga kerja dan biaya operasional dengan nilai Rp.135 X 438.000 = 59.130.000. atau dibulatkan menjadi 60.000.000. sampai dengan Rp 65.000.000. pembulatan keatas diperlukan untuk menjaga likuiditas usaha, sebab ketika telur dibawa kepasar atau konsumen tidak akan lansung menghasilkan uang cash/kontan, bisa saja pembayaran berupa cek atau giro mundur. kebiasaan pasar swalayan misalnya pembayaran baru bisa dicairkan paling cepat dalam jangka waktu 21 hari sejak mamasukkan barang.
Dengan modal antara Rp.60.000.000 sampai dengan Rp.65.000.000,- mulai bulan ke V / VI akan diperoleh omset harian Rp.630 ( harga ditingkat peternak ) x 1200 ( butir telur = 75 Kg ) = Rp. 756.000,- dari omset tersebut, margin yang diperoleh peternak adalah Rp.24 x 1200 = Rp.28.800 per hari atau Rp.864.000 per bulan. Dengan populasi ayam hanya 1.700 ekor , maka pemeliharaan bisa dilakukan oleh tenaga kerja keluarga sendiri sebagai sambilan, sehingga dari upah tenaga kerja Rp.40 per butir menjadi pendapatan keluarga dan memperoleh pendapatan Rp.40 x 1.200 = Rp.48.000,- per hari atau Rp.1.440.000 per bulan. Total keuntungan peternak atau penghasilan keluarga akan mencapai Rp.864.000 + Rp.1.440.000,- = Rp.2.304.000,- per bulan.
Dengan perhitungan tersebut, maka minimal kebutuhan pasar yang bisa memberikan peluang usaha budidaya ayam petelur adalah 75 Kg per hari atau 1200 butir per hari. kurang dari angka tersebut menjadi tidak efisien, lebih dari jumlah tersebut , maka diperlukan tambahan tenaga kerja untuk pengelolaan.
Perhitungan diatas menggunakan patokan harga telur Rp.14.400 per kg atau 900 per butir ditingkat konsumen, apabila harga telur mencapai Rp. 20.000 sampai dengan 30.000 per kg atau Rp.1.250 - Rp.1500,-, maka persentase keuntungan peternak akan tetap sama, sebab perbedaan nilai nominal harga telur juga berdampak sama terhadap biaya produksi dan pengeluaran harian dikawasan tersebut yang juga cukup tinggi.
Tingkat pendapatan peternak masih bisa ditingkatkan lagi, apabila komponen komponen biaya pakan bisa ditekan lebih rendah, nilai pakan yang dihitung Rp.441 dari tiap butir telur merupakan nilai pakan ayam termasuk pada saat tidak bertelur. caranya dengan membeli tepung ikan, tepung keong emas, tepung tulang, jagung pipil dan digiling, bungkil kelapa, bungkil kedelai, dedak halus, kemudian dicampur dengan pertimbangan kebutuhan protein kasar 22 - 23 %, dengan cara itu peternak mampu memperoleh tambahan margin.
Rata - rata keluarga indonesia denga 5 jiwa akan mengkonsumsi telur 16 butir ( 1 kg ) selama 5 hari atau per hari hanya 0,2 kg. sehingga kawasan dengan kebutuhan 75 kg perhari haruslah berpenduduk 375 KK, jika satu kota kecamatan berpenduduk 1200 KK maka dikawasan tersebut berpeluang untuk membuka usaha peternakan ayam petelur sebanyak 3 keluarga. semakin besar populasi dikawasan tersebut maka semakin luas peluang untuk pengembangan usaha.
Selain menghasilkan telur, usaha ayam petelur juga masih menghasilkan ayam afkir, rata - rata harus diafkir pada usia minggu ke 55 sd 65 sejak mulai berproduksi hingga masa produksi sekitar 1 tahun 20 hari sampai dengan 1 tahun 3 bulan. Ayam afkir bisa dijual kepedagang ayam pedaging atau pedagang sate ayam. harga ayam afkir berkisar antara Rp.30.000 sampai dengan Rp.35.000 per ekor hidup. tinggi rendahnya harga ayam afkir dipengaruhi oleh pasokan ayam pedaging, jika pasokan kurang sedangkan kebutuhan tetap maka harga ayam afkir akan meningkat. sebaliknya jika pasokan ayam pedaging melimpah sedangkan kebutuhan tetap, maka harga ayam afkir akan turun.
Selain menghasilkan telur, ayam afkir juga menghasilkan kotoran sebagai limbah yang dapat digunakan sebagai pupuk organik. kotoran ayam petelur digunakan setelah mengalami masa pelapukan atau dapat dibuat pupuk kompos yang akan digunakan untuk memupuk tanaman pekarangan atau hortikultura.
Kandang ayam skala usaha rumah tangga
Dengan perhitungan tersebut, maka minimal kebutuhan pasar yang bisa memberikan peluang usaha budidaya ayam petelur adalah 75 Kg per hari atau 1200 butir per hari. kurang dari angka tersebut menjadi tidak efisien, lebih dari jumlah tersebut , maka diperlukan tambahan tenaga kerja untuk pengelolaan.
Perhitungan diatas menggunakan patokan harga telur Rp.14.400 per kg atau 900 per butir ditingkat konsumen, apabila harga telur mencapai Rp. 20.000 sampai dengan 30.000 per kg atau Rp.1.250 - Rp.1500,-, maka persentase keuntungan peternak akan tetap sama, sebab perbedaan nilai nominal harga telur juga berdampak sama terhadap biaya produksi dan pengeluaran harian dikawasan tersebut yang juga cukup tinggi.
Usaha ayam petelur skala usaha rumah tangga .
Rata - rata keluarga indonesia denga 5 jiwa akan mengkonsumsi telur 16 butir ( 1 kg ) selama 5 hari atau per hari hanya 0,2 kg. sehingga kawasan dengan kebutuhan 75 kg perhari haruslah berpenduduk 375 KK, jika satu kota kecamatan berpenduduk 1200 KK maka dikawasan tersebut berpeluang untuk membuka usaha peternakan ayam petelur sebanyak 3 keluarga. semakin besar populasi dikawasan tersebut maka semakin luas peluang untuk pengembangan usaha.
Selain menghasilkan telur, usaha ayam petelur juga masih menghasilkan ayam afkir, rata - rata harus diafkir pada usia minggu ke 55 sd 65 sejak mulai berproduksi hingga masa produksi sekitar 1 tahun 20 hari sampai dengan 1 tahun 3 bulan. Ayam afkir bisa dijual kepedagang ayam pedaging atau pedagang sate ayam. harga ayam afkir berkisar antara Rp.30.000 sampai dengan Rp.35.000 per ekor hidup. tinggi rendahnya harga ayam afkir dipengaruhi oleh pasokan ayam pedaging, jika pasokan kurang sedangkan kebutuhan tetap maka harga ayam afkir akan meningkat. sebaliknya jika pasokan ayam pedaging melimpah sedangkan kebutuhan tetap, maka harga ayam afkir akan turun.
Selain menghasilkan telur, ayam afkir juga menghasilkan kotoran sebagai limbah yang dapat digunakan sebagai pupuk organik. kotoran ayam petelur digunakan setelah mengalami masa pelapukan atau dapat dibuat pupuk kompos yang akan digunakan untuk memupuk tanaman pekarangan atau hortikultura.
Tanaman terong ungu dipupuk dengan kompos kotoran ayam (feaces).
sayur - sayuran.