Selasa, 30 Oktober 2012

BUDIDAYA AYAM PETELUR ( RAS )


BUDIDAYA AYAM RAS PETELUR ( LAYER )
SKALA USAHA KELUARGA / RUMAH TANGGA


     Sebelum memulai usaha budidaya ayam ras petelur, terlebih dahulu harus dihitung kebutuhan pasar . kebutuhan riil pasar yang telah dihitung akan menentukan populasi ayam yang akan dipelihara. misalnya perkiraan kebutuhan pasar rata - rata 75 kg telur perhari atau 27,375 ton pertahun, bobot telur ini harus dikonversikan menjadi butir ( 16 butir per kg ).hingga kebutuhan pasar pertahun mencapai 27.375 kg x 16 = 438.000 butir. dengan kemampuan ayam bertelur rata - rata 270 butir pertahun, maka untuk memenuhi kebutuhan pasar 75 kg perhari maka harus dipelihara 438.000 : 270 = 1622,222 atau dibulatkan menjadi 1700 ekor ayam petelur. pembulatan keatas untuk mengantisipasi mortalitas ( tingkat kematian ayam ). jika harga jual telur ditingkat konsumen Rp.14.400,- per kg maka harga perbutirnya menjadi Rp. 900. harga pokok telur berikut keuntungan peternak 70 % dari harga di tingkat konsumen atau Rp. 630,- per butir, dari nilai tersebut 70 % atau Rp. 441,- merupakan biaya pakan, sisanya yang Rp.189 merupakan penyusutan induk ( Rp.75) penyusutan kandang ( Rp.30 ) biaya tenaga kerja Rp.40,-, operasional Rp.20,- ,dan keuntungan peternak Rp.24,-.
       Harga pokok Rp.630,- per butir setelah dikurangi Rp.24 menjadi Rp.606,- merupakan biaya yang harus disediakan oleh peternak hingga untuk memproduksi 438.000 butir telur pertahun, diperlukan biaya 438.000 x Rp.606 = Rp. 265.428.000.-. namun kebutuhan modal yang riil tidak akan sebesar itu karena sejak awal bulan ke V ayam sudah mulai bertelur dan hasilnya bisa dijual, sehingga biaya yang perlu dikeluarkan hanyalah biaya investasi kandang, induk ayam, pakan ayam sebelum berproduksi, tenaga kerja dan biaya operasional  dengan nilai Rp.135 X 438.000 = 59.130.000. atau dibulatkan menjadi 60.000.000. sampai dengan Rp 65.000.000. pembulatan keatas diperlukan untuk menjaga likuiditas usaha, sebab ketika telur dibawa kepasar atau konsumen tidak akan lansung menghasilkan uang cash/kontan, bisa saja pembayaran berupa cek atau giro mundur. kebiasaan pasar swalayan misalnya pembayaran baru bisa dicairkan paling cepat dalam jangka waktu 21 hari sejak mamasukkan barang.

Kandang ayam skala usaha rumah tangga

       Dengan modal antara Rp.60.000.000 sampai dengan Rp.65.000.000,- mulai bulan ke V / VI akan diperoleh omset harian Rp.630 ( harga ditingkat peternak ) x 1200 ( butir telur = 75 Kg ) = Rp. 756.000,- dari omset tersebut, margin yang diperoleh peternak adalah Rp.24 x 1200 = Rp.28.800 per hari atau Rp.864.000 per bulan. Dengan populasi ayam hanya 1.700 ekor , maka pemeliharaan bisa dilakukan oleh tenaga kerja keluarga sendiri sebagai sambilan, sehingga dari upah tenaga kerja Rp.40 per butir menjadi pendapatan keluarga dan memperoleh pendapatan Rp.40 x 1.200 = Rp.48.000,- per hari atau Rp.1.440.000 per bulan. Total keuntungan peternak atau penghasilan keluarga akan mencapai Rp.864.000 + Rp.1.440.000,- = Rp.2.304.000,- per  bulan.
       Dengan perhitungan tersebut, maka minimal kebutuhan pasar yang bisa memberikan peluang usaha budidaya ayam petelur adalah 75 Kg per hari atau 1200 butir per hari. kurang dari angka tersebut menjadi tidak efisien, lebih dari jumlah tersebut , maka diperlukan tambahan tenaga kerja untuk pengelolaan.
       Perhitungan diatas menggunakan patokan harga telur Rp.14.400 per kg atau 900 per butir ditingkat konsumen, apabila harga telur mencapai Rp. 20.000 sampai dengan 30.000 per kg atau Rp.1.250 - Rp.1500,-, maka persentase keuntungan peternak akan tetap sama, sebab perbedaan nilai nominal harga telur juga berdampak sama terhadap biaya produksi dan pengeluaran harian dikawasan tersebut yang juga cukup tinggi.
Usaha ayam petelur skala usaha rumah tangga .

       Tingkat pendapatan peternak masih bisa ditingkatkan lagi, apabila komponen komponen biaya pakan bisa ditekan lebih rendah, nilai pakan yang dihitung Rp.441 dari tiap butir telur merupakan nilai pakan ayam termasuk pada saat tidak bertelur. caranya dengan membeli tepung ikan, tepung keong emas, tepung tulang, jagung pipil dan digiling, bungkil kelapa, bungkil kedelai, dedak halus, kemudian dicampur dengan pertimbangan kebutuhan protein kasar 22 - 23 %, dengan cara itu peternak mampu memperoleh tambahan margin.
       Rata - rata keluarga indonesia denga 5 jiwa akan mengkonsumsi telur 16 butir ( 1 kg ) selama 5 hari atau per hari hanya 0,2 kg. sehingga kawasan dengan kebutuhan 75 kg perhari haruslah berpenduduk 375 KK, jika satu kota kecamatan berpenduduk 1200 KK maka dikawasan tersebut berpeluang untuk membuka usaha peternakan ayam petelur sebanyak 3 keluarga. semakin besar populasi dikawasan tersebut maka semakin luas peluang untuk pengembangan usaha.
       Selain menghasilkan telur, usaha ayam petelur juga masih menghasilkan ayam afkir, rata - rata harus diafkir pada usia minggu ke 55 sd 65 sejak mulai berproduksi hingga masa produksi sekitar 1 tahun 20 hari sampai dengan 1 tahun 3 bulan. Ayam afkir bisa dijual kepedagang ayam pedaging atau pedagang sate ayam. harga ayam afkir berkisar antara Rp.30.000 sampai dengan Rp.35.000 per ekor hidup. tinggi rendahnya harga ayam afkir dipengaruhi oleh pasokan ayam pedaging, jika pasokan kurang sedangkan kebutuhan tetap maka harga ayam afkir akan meningkat. sebaliknya jika pasokan ayam pedaging melimpah sedangkan kebutuhan tetap, maka harga  ayam afkir akan turun.
       Selain menghasilkan telur, ayam afkir juga menghasilkan kotoran sebagai limbah yang dapat digunakan sebagai pupuk organik. kotoran ayam petelur digunakan setelah mengalami masa pelapukan atau dapat dibuat pupuk kompos yang akan digunakan untuk memupuk tanaman pekarangan atau hortikultura.

Tanaman hortikultura gunakan pupuk asal limbah ayam petelur
Tanaman terong ungu dipupuk dengan kompos kotoran ayam (feaces).
 sayur - sayuran.

Rabu, 24 Oktober 2012

MEMILIH BAKALAN SAPI UNTUK DIGEMUKKAN

MEMILIH BAKALAN SAPI UNTUK DIGEMUKKAN

     Usaha penggemukan sapi mendatangkan keuntungan ganda berupa keuntungan dari pertambahan berat badan dan kotoran sapi berupa pupuk kandang. jumlah keuntungan yang diperoleh dari penjualan sapi yang digemukkan tergantung bobot badan yang dicapai dalam penggemukan.
     Penggemukan sapi dapat dilakukan secdara perorangan maupun secara perusahaan dalam skala usaha besar dan juga secara berkelompok dalam kandang koloni.
     Sapi bakalan yang digunakan adalah sapi jantan dari bibit sapi potong dan sapi jantan keturunan sapi perah. dan yang umum digunakan sebagai bakalan adalah sapi jantan dari jenis sapi lokal, jenis sapi murni impor, dan jenis sapi hasil persilangan.

A.  Jenis sapi bakalan Lokal
1. Sapi Bali.  keturunan sapi liar/banteng yang telah mengalami proses domestikasi. sapi bali dewasa dapat mencapai tinggi badan 130 cm dengan bobot badan jantan dewasa 350 - 400 kg, sedangkan betina dewasa 250 - 300 kg, namun dengan pakan yang lebih baik sapi jantan pada umur 6 - 8 tahun dapat  mencapai bobot badan 450 kg. Ciri - ciri : sapi betina dan anak jantan muda berwarna merah coklat atau kuning coklat, kaki bawah dan perut sebelah bawah berwarna puith, pantat putih setengah lingkaran, bulu putih sekitar bibir bawah serta ujung ekor. pada sapi jantan umur 1 - 1,5 tahun warna coklat akan berubah menjadi hitam dan bila dikastrasi berubah kembali seperti semula setelah kira-kira 3 bulan. warna garis hitam di punggung.
2. Sapi Madura.  Hasil persilangan sapi bali dengan sapi india ( bos indicus ), Ciri - ciri : badan kompak dan kecil, jantan dan betina warna merah bata, bulu pantat dan kaki bawah warna putih, perbedaan dengan sapi bali adalah pada sapi madura bulu putih tidak jelas batasnya dan garis hitam pada punggung tidak selalu ada.postur tubuh sapi madura relatif lebih kecil. Bobot badan jantan dewasa 250 - 300 kg dan betina dewasa 150 - 200 kg. PBB harian 0,45 kg/hr.persentase karkas 48,6 - 51,2 %.
3. Sapi Aceh. merupakan turunan grading Up sapi Ongole dengan sapi setempat Ciri - ciri : umumnya warna bulu coklat merah dan warna menjangan, berponok dan bertanduk, bobot badan sapi jantan berumur 3 - 4 tahun antara 300 - 400 kg, sapi betina BB 200 - 300 kg. pada penggemukan kereman sapi jantan dapat mencapai BB 450 kg. namun saat ini sedang dilakukan pemurnian sapi aceh yang nantinnya diharapkan muncul ciri spesifik sapi aceh yaitu warna merah bata.
4. Sapi Ongole ( sumba Ongole ), asal impor tetapi telah lama di pulau sumba sehingga dikenal sebagai sumba onggole. Ciri - ciri : postur tubuh lebih besar dibandingkan sapi lokal lainnya, warna bulu bervariasi dari putih sampai putih kelabu dengan campuran kuning oranye-kekelabuan, leher dan ponok sampai kepala sapi jantan berwarna putih keabuan, sedangkan lututnya hitam, anak yang lahir sering berwarna coklat dan setelah berumur setahun menjadi putih kelabu, ukuran kepalanya panjang, telinga sedang dan agak tergantung, tanduk pendek dan pada sapi betina tanduk lebih panjang, ponok bulat dan besar, gelambir lebar dan tergantung mulai dari leher melalui perut hingga ambing atau scrotum.
5. Sapi Peranakan Ongole. program ongolisasi telah mengup-grade sapi - sapi setempat sehingga postur tubuh diantara sapi onggole dan sapi setempat.  ciri - ciri : warna bulu sangat  bervariasi, umumnya berwarna putih keabuan, ponok dan gelambir terlihat kecil ataupun tidak  terlihat sama sekali.
6. Jantan Sapi perah. yaitu sapi jantan yang tidak digunakan sebagai pemacek ( pejantan kawin ). pertam,bahan BB pedet yang masih menyusui 0.625 kg/hr, pada umur 1 tahun pertambahan BB bisa lebih 1,0 kg/hr. sapi jantan dewasa bobot badan dapat mencapai 800 - 1000 kg.
B.  Jenis Sapi Bakalan Impor.
1. Sapi Brahman. asal India golongan zebu. ciri - ciri : ponok jantan besar sedangkan pada betina kecil, ukuran tubuh besar,panjang dengan kedalaman tubuh yang sedang, warna gelap keabuan, ada yang kemerahan, atau hitam, warna pada jantan lebih gelap dibandingkan betina, gelambir lebar dan tumbuh dibawah perut, mampu berkembang baik dengan kualitas pakan rendah dan tahan terhadap panas dan gigitan caplak, BB jantan dewasa 800 kg dan betina 550 kg.. Pertambahan BB 0,83 - 1,5 kg / hr.
2. Sapi Hereford. asal Inggris. Ciri - ciri : badan warna merah dan  warna putih pada muka, dada, sisi badan, perut bawah, keempat kaki dari batas lutut, bahu dan ekor. postur tubuh rendah tetapi tegap, urat daging padat,bobot badan jantan dewasa 850 kg dan betina 650 kg.kualitas daging baik, adaptasi lingkungan baik. sesuai penggemukan sistem pasture atau padang pengembalaan karena cara merumputnya baik.
3. Sapi Aberden Angus. asal scotlandia .ciri - ciri : Warna tubuh hitam seluruhnya terkadang ada warna putih pada bagian bawah dibelakang pusat. bentuk tubuh rata, lebar, kompak dan mempunyai urat daging yang baik.
C.  Jenis Sapi Bakalan Hasil Persilangan
1. Sapi Brangus. persilangna antara sapi Brahman dengan Aberden angus. Ciri - ciri : bulu halus dan umumnya warna hitam atau merah, tidak bertanduk, tidak bergelambir, bertelinga dan berponok kecil, tinggi adaptasi terhadap iklim dan kualitas pakan rendah.
Sapi Aberden Angus
2.  Sapi Santa Gertudis. persilangna antara pejantan Brahman dan induk shorthorn. Ciri - ciri : bergelambir dan jantan berponok kecil. bulu berwarna coklat kemerahan, pendek dan halus, postur tubuh besar dengan punggung dan kepala besar, lipatan kulit dibawah leher, bobot badan jantan dewasa 900 kg dan betina dewasa 725 kg.